Monday, May 24, 2010
Weeeeeeeee.... Saya sangat suka!
Yeah yeah yeah... finally i received my New Moon special edition DVD. sAYA SANGAT SUKA!♥♥♥♥ So malam ni punye projek lepas semua keje settle aku nak layan New Moon.
Labels:
Twilight
Wednesday, May 12, 2010
My Life with Twilight Obsession
I'm warning you!
They so hoottt!!
Arghhhh!!! He melt my heart!
Team Edward always!!!!
Ehee... Sayang I love u more than Edward ♥♥♥♥ but it's to late sayang.... My life is twilight!
Labels:
Twilight
Crochet Hat
I'm looking for this crochet hat for my Aliyah. Hmm... Susah nak dapat even through online. Selalu sold out and tarak size... Comey la topi ni... Mana cantik hah?!
Labels:
Aliyah
Monday, May 10, 2010
Eheee.. she is totally like me
Aching body, heavy head and eyes, headache and above all feeling lethargic- that's how I am feeling right now. It's really horrible, and I know I must have got the flu and fever from Acik Longak!!!! I hate it, I really do! Not only do I feel so weak to my utter core,I have to be careful around my Aliyah too. I hate it when she is down with flu because it's difficult to take care of sick children! Last few days, when I noticed Aliyah was sneezing, I tried to give her the medicine. Being the naughty, guess what she did?
SHE CLOSED HER MOUTH!
Wahhh pandai sungguh anak ibu ni! I gave up after some time, and I had to be the bad cop- so I called my assistant (my mother). Together, we managed to put the medicine in her mouth, but of course with a lot of effort and struggle.Anyway, till now, she is fine- no symptoms of getting the fever or flu yet, but of course the gems spread fast so, I need to be careful around her.
SHE CLOSED HER MOUTH!
Wahhh pandai sungguh anak ibu ni! I gave up after some time, and I had to be the bad cop- so I called my assistant (my mother). Together, we managed to put the medicine in her mouth, but of course with a lot of effort and struggle.Anyway, till now, she is fine- no symptoms of getting the fever or flu yet, but of course the gems spread fast so, I need to be careful around her.
Mother's Day
Hmmm... yesterday the whole world celebrated Mother's Day. Talking about motherhood, being a mother is definitely one of the best jobs in the world since the payment is pure love. This is my first Mother’s Day, and it definitely has new meaning. I now have an intense love in my life that I didn’t know existed. My entire life has new meaning thanks to my perfect little Aliyah. Motherhood is one of the most transforming experiences of my life!... and exhausting, exhilarating and extraordinary journey... BUT I love and enjoy being a mother!
To all mother’s in the world, I wish you a very happy day!
Mak, Salmah Sulaiman, thank you for doing your best with all of us every day. I admire your strength. you are beautiful in every way and I love you madly!
Labels:
Family
Lovely Long eyelashes
I have extremely short thin eyelashes so mascara is a MUST for me. I've tried lots of different kinds in the past, and I was on a search for the mascara that gives the longest and most beautiful eyelashes. I've tried Lancome's Flex WP, Loreal's Double Extension both do lengthen but not as they claim and it was really hard to remove even when using eye makeup remover. Also, very "sayang" when I see my lashes fall off during the cleaning process.
And today, during lunch hour I was suckered into buying "Angel Eyes" from Korea which promises extra long and dark eye lashes. I got it because of the name, I should expect something like "Angel Eyes" to give me eyes like angels. Anyway the "Angel Eyes" set consists of a white fibres and is priced at about RM79. To achieve the angel eye look, first apply a coat of mascara, then apply the white fibres to lengthen the lash, then reapply the mascara. To achieve desired length, I had to apply the white fibres 4-5 times. To have darker lashes, apply the black fibres and reapply another coat of mascara to enable the fibres to stay onto the lashes. Indeed lengthen and darken the lashes.... weeee.... Later i will upload photo of product ya...
Eh what's your favorite mascara?
And today, during lunch hour I was suckered into buying "Angel Eyes" from Korea which promises extra long and dark eye lashes. I got it because of the name, I should expect something like "Angel Eyes" to give me eyes like angels. Anyway the "Angel Eyes" set consists of a white fibres and is priced at about RM79. To achieve the angel eye look, first apply a coat of mascara, then apply the white fibres to lengthen the lash, then reapply the mascara. To achieve desired length, I had to apply the white fibres 4-5 times. To have darker lashes, apply the black fibres and reapply another coat of mascara to enable the fibres to stay onto the lashes. Indeed lengthen and darken the lashes.... weeee.... Later i will upload photo of product ya...
Eh what's your favorite mascara?
Labels:
Random Ramblings
Sunday, May 9, 2010
Kerana Dia Manusia Biasa
Assalamualaikum. ..
Semoga bermanfaat.. .... baik utk yang melamar
ataupun yg dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga......
Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang
mengemudi bahtera rumah tangga..
Mengapa? Kerana Dia Manusia Biasa ......
Kerana Dia Manusia Biasa ...
Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan
pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu?
Jawabannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawaban kerana Allah
hinggalah jawaban duniawi.
Tapi ada satu jawaban yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat
ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah seorang
teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib.
Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah.
Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja.
Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti ini
selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal yang pasti,
dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.
Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati.
Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka
berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi
kenyataan.
Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.
Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya.
Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa
majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Sebenarnya.. ..!!!
Saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah
gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan
untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu
(benar-benar sibuk).
Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan.
Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara.
Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan
pernikahannya. That's all......Kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya
memutuskan untuk menginap dirumahnya.
Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual
-hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu
kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal.
Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya
tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa
kali Mamanya mengetok pintu, meminta kami tidur.
"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya
faham keadaanya ketika ini.
"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."
"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu
yang samar. Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak
perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya
nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik
ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini
saya pendamkan.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari
baringnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja
hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.
Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping envelop
kepada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Envelop putih panjang dengan cop
surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ni. Saya melihatnya
tanpa mengerti. Eeh..., dia malah ketawa geli hati.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4,
saya melihat warnanya putih. Hehehehehehe. .......
"Teruknya dia ni." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan
senyum. Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula
membacanya. Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat
inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.......
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********* ********* *******
Kepada Yth .........
Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan
calon kakak buat adik-adik saya
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini
hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya
mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ............ ... menginginkan anda ............ ...
untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.
Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.
Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi
yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan
isteri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya
akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar
isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi
kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia
biasa. Cinta saya juga biasa saja.
Oleh kerana itu. Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.
Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana
saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat
tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya
memilih anda. Saya sudah sholat istiqarah berkali-kali, dan saya semakin
mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak
berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih
baik dari sekarang ini.
Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban pada
saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah ridho
dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu'alaikum Wr Wb
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ***
Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali
ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah.
Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan
kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.
Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum
tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia......?"
"Kerana dia manusia biasa....... " Dia menjawab mantap. "Dia sedar
bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya.
Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan
apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami kemudian hari.
Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih
ada. betuI tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau
suatu masa nanti kami jadi miskin.
"Ssttt...... ." Saya menutup mulutnya. Khuatir kalu ada yang tau kami
belum tidur. Terdiam kami memasang telinga.
Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling
berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.
"Udah tidur. Besok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama." Kami
kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi
masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik.....?"
"Tidur...... Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin
dia tidur, agar dia kelihatan cantik besok pagi. Rasa mengantuk saya telah
hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini.
Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika
manusia sedar dengan kemanusiannya. Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur
segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah
terpahat sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang
tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.
Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi
sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan
mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.
Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang
ini/itu), ditanggalkan.
Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan
yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk
ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya.
Maka semua menjadi indah.
Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap HambaNYA. Hanya Allah
yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan
sebuah pernikahan.
Kita hanya boleh memohon keridhoan Allah. MemintaNYA mengurniakan
barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan
dan kemantapan untuk menikah.
Jadi, bagaimana dengan cinta?
Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi
hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya.
Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa).
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha
menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.
Wallahu 'alam
ataupun yg dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga......
Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang
mengemudi bahtera rumah tangga..
Mengapa? Kerana Dia Manusia Biasa ......
Kerana Dia Manusia Biasa ...
Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan
pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu?
Jawabannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawaban kerana Allah
hinggalah jawaban duniawi.
Tapi ada satu jawaban yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat
ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah seorang
teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib.
Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah.
Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja.
Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti ini
selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal yang pasti,
dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.
Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati.
Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka
berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi
kenyataan.
Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.
Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya.
Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa
majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Sebenarnya.. ..!!!
Saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah
gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan
untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu
(benar-benar sibuk).
Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan.
Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara.
Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan
pernikahannya. That's all......Kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Saya menggambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya
memutuskan untuk menginap dirumahnya.
Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual
-hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu
kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal.
Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya
tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa
kali Mamanya mengetok pintu, meminta kami tidur.
"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya
faham keadaanya ketika ini.
"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."
"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu
yang samar. Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik.
Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak
perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya
nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik
ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini
saya pendamkan.
"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari
baringnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja
hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD HP dia mengais lembaran kertas didalamnya.
Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping envelop
kepada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Envelop putih panjang dengan cop
surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ni. Saya melihatnya
tanpa mengerti. Eeh..., dia malah ketawa geli hati.
"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4,
saya melihat warnanya putih. Hehehehehehe. .......
"Teruknya dia ni." Saya menggeleng-gelengka n kepala sambil menahan
senyum. Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula
membacanya. Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat
inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu.......
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ********* ********* *******
Kepada Yth .........
Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan
calon kakak buat adik-adik saya
Assalamu'alaikum Wr Wb
Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini
hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya
mohon, bacalah dulu sampai selesai.
Saya, yang bernama ............ ... menginginkan anda ............ ...
untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa.
Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.
Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi
yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan
isteri dan anak-anakku kelak.
Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya
akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar
isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.
Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa
kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi
kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia
biasa. Cinta saya juga biasa saja.
Oleh kerana itu. Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan
merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.
Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana
saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat
tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.
Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya
memilih anda. Saya sudah sholat istiqarah berkali-kali, dan saya semakin
mantap memilih anda.
Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya
menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak
berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih
baik dari sekarang ini.
Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban pada
saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah ridho
dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin
Wassalamu'alaikum Wr Wb
************ ********* ********* ********* ********* ********* *********
********* ********* ***
Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali
ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah.
Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan
kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.
Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum
tertahan.
"Kenapa kamu memilih dia......?"
"Kerana dia manusia biasa....... " Dia menjawab mantap. "Dia sedar
bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya.
Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan
apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami kemudian hari.
Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku."
"Maksudnya?"
"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih
ada. betuI tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau
suatu masa nanti kami jadi miskin.
"Ssttt...... ." Saya menutup mulutnya. Khuatir kalu ada yang tau kami
belum tidur. Terdiam kami memasang telinga.
Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling
berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.
"Udah tidur. Besok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama." Kami
kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi
masih terngiang terus ditelinga saya.
"Gik.....?"
"Tidur...... Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin
dia tidur, agar dia kelihatan cantik besok pagi. Rasa mengantuk saya telah
hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini.
Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika
manusia sedar dengan kemanusiannya. Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur
segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah
terpahat sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang
tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.
Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi
sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan
mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.
Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang
ini/itu), ditanggalkan.
Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan
yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk
ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya.
Maka semua menjadi indah.
Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap HambaNYA. Hanya Allah
yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan
sebuah pernikahan.
Kita hanya boleh memohon keridhoan Allah. MemintaNYA mengurniakan
barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan
dan kemantapan untuk menikah.
Jadi, bagaimana dengan cinta?
Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi
hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya.
Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam
pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa).
Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha
menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.
Wallahu 'alam
Labels:
Random Ramblings
Friday, May 7, 2010
Finally.... I have my own blog
My first attempt of blogging was in 2007. That was the year full of trials and adventures then. Blogging was meant to be an outlet for me to express my thoughts, hopes and dreams. But I soon got bored out of it because there was simply so much to learn in a limited time.
Now I blog whatever I want to say. I say what I think and feel here. Totally personal.
More importantly, I will learn whatever needs to learn to blog IN MY OWN TIME.
Weeeee! what shall I write for a start ? Hmmm.....
Labels:
Nini Best
Subscribe to:
Posts (Atom)